Mending Beli KPR atau Mengontrak
Mending Beli KPR atau Ngontrak
Rumah adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting setelah sandang pangan terpenuhi,Rumah adalah salah satu tempat yang sangat penting bagi kita setelah seharian lelah bekerja di kantor.
Rumah penting bagi karyawan yang bekerja di perkotaan bahkan kota industry seperti di karawang. Di sisi lain rumah juga mahal harganya. Bagi seorang karyawan pabrik yang ada di kawasan industry bimbang untuk menentukan pilihanya antara membeli rumah atau mengontrak.
Mengontrak dan mencicil rumah sama-sama mengeluarkan uang cuman dari dua pilihan tersebut ada beberapa keuntungan dan kerugianya.Namun manakah yang orang sebaiknya di pilih.
Orang bisa mencicil rumah dengan angsuran terjangkau.Tetapi pilihanya jarak yang jauh dari tempat kerja,Sementara dengan mengontrak orang bisa memilih tempat hunian di pusat kota serta dekat dengan tempat kerja.Kekurangannya rumah itu tidak jadi milik kita di kemudian hari
Jadi manakah yang lebih baik bagi pekerja yang berpenghasilan 5 juta
Lebih baik mencicil rumah atau mengontrak? Berikut penjelasanya....
Membeli rumah dengan cara mencicil adalah salah satu cara yang baik karena rumah yang kita cicil akhirnya menjadi milik kita dan bisa di wariskan kepada anak cucu kita.
Tetapi sebelum memutuskan membeli rumah dengan cara mencicil alangkah baiknya mengikuti 5 langkah berikut ini.Sesuai dengan pengalaman pribadi saya.
BI Checking Dulu di Periksa
Setelah memasukan segala kelengkapan berkas untuk pengajuan kredit rumah pasti kita harus menunggu beberapa hari,minggu bahkan bulan kenapa?
BI checking adalah salah satu proses yang harus di lalui dalam hal pengajuan kredit kepemilikan rumah,Karena dengan melihat BI checking pihak bank mengetahui rekam jejak kita (konsumen) yang akan mengambil pinjaman. Di karenakan pihak Pemberi pinjaman akan mengecek riwayat debitur tentang angsuran yang sebelum-sebelumnya. Apakah lancar atau tidak
Seperti pengalaman saya 10 tahun yang lalu saat pengajuan Kredit rumah kpr yang berada di Perumahan Tunggak Jati Regency
Dengan melihat hasil BI cheking, Pihak pengembang tidak mengijinkan saya untuk mengambil rumah secara subsidi.Karena utang saya saat itu masih ada di salah satu bank.sehingga pendapatan dari gaji belum bisa menutup cicilan rumah yang di ambil secara subsidi.Akhirnya pihak penjual hanya membolehkan pengambilan rumah dengan cara komersil.
Pelajaran Dari sini adalah Pendapatn saya melebihi pengeluaran.(Besar Pasak ari pada Tiang)
Sementara dengan mengontrak kita tidak harus di check dulu BI checking asal ada uang untuk 1 bulan kontrak maka kita bisa memasuki rumah itu.
Kantor Bank Indonesia Jakarta |
Memilih KPR Subsidi Atau Komersil
Pada saat pengajuan kredit rumah maka kita akan di hadapkan dengan 2 pilihan antara pengambilan rumah secara subsidi atau komersil diantara dua pilihan ini ada keuntungan dan kerugiannya.
Keuntungan KPR Subsidi
• DP rumah murah
• Angsuran murah masih ada setoran di angka 450 ribu perbulan (Tahun 2010)
• Waktu (tenor ) angsuran Lama pada saat itu paling lama 15 tahun
Kerugian KPR Subsidi
• Rumah dengan kondisi ala kadarnya
• Jauh dari tempat kerja (lokasi pasti jauh dari Keramaian)
• Perlu ada dana tambahan untuk renovasi
Jadi akhirnya ada benang merahnya antara hasil BI cheking dengan pilihan pengajuan KPR secara subsidi atau komersil
Bagi anda yang mau mengambil kpr coba liat lagi keuntungan dan kerugian antar subsidi dan komesil.Anda bisa banyak melihat kondisi rumah secara langsung (survei)
Sementara kalau kita mengontrak, tinggal kita pilih rumah yang sesuai selera selain itu dana yang kita siapkan untuk mengontrak.Apa mau rumah petakan,rumah yang berada di perumahan,rumah yang di kampung,dekat dengan tempat kerja atau jauh dari tempat kerja
Rumah pertama setelah di Renovasi |
Usia Saat Mencicil Rumah
Pastikan pada saat pengajuan kredit rumah usia sudah memenuhi untuk pengajuan KPR rumah
Semakin dini pengambilan rumah maka semakin bagus bagi anda dan masa depan anda.sekarang umumnya mencicil rumah membutuhkan waktu antara 15 sampai 20 tahun,selama waktu mencicil kita harus komitmen untuk membayar angsuran
Selama 1 tahun tinggal Pondok Mertua Indah bersama orang tua setelah menikah.Saya dan istri memutuskan mencicil rumah dengan pengajuan KPR. Pada waktu itu lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal saya daerah tunggak jati.
Memilih perumahan tunggak jati karena pada waktu 2012 saya mempunyai usaha konter pulsa.Dengan alasan agar mudah untuk mengontrol usaha saya pada waktu itu
Pengajuan KPR pertama,Usia saya pada saat itu 23 tahun.Sudah mempunyai 1orang anak dengan lama cicilan 15 tahun.Untuk kedua kalinya pengambilan kredit di usia 28 tahun dan sudah mempunyai 3 orang anak, lama cicilan 20 tahun.
Coba kita hitung untuk kasus pertama jika usia saya saat itu 24 tahun kemudian lamanya angsuran 15 tahun maka rumah itu sudah menjadi hak milik pada saat usia 39 tahun
Untuk kasus kedua pada saat itu usia saya 28 tahun lamanya angsuran 20 tahun maka rumah itu akan di miliki pada saat usia saya 48 tahun
Kalau saran saya di usahakan usai saat mencicil rumah yaitu di usia 20 tahun dan lebih muda lebih baik.
Berbeda dengan mengontrak berapapun usia kita mau tua mau muda kita bisa mengontrak rumah yang sesuai yang pilih.
Rumah Pertama Kebanjiran |
Pendapatan Tetap
Proses mencicil ruma
h KPR adalah salah satu tindakan bagus.Selain itu, juga harus di barengi dengan komitmen panjang karena mencicil rumah bukan seperti mencicil motor yg hanya 2-5 tahun lunas dan menjadi milik kita.Oleh karena itu kondisi finansial anda harus kuat.Sekarang umumnya mencicil rumah minimal 20 tahun
Maka ketika kita mau mencicil rumah pastikan bahwa finansial kita kuat. Adapun kriteria finansial kita kuat adalah sebagai berikut
• Karyawan tetap
• Dana darurat selama 6-12 bulan dari biaya perbulan
• Asuransi jiwa menurut taggungan
• Utang dalam batas wajar tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan kita
Itulah kenapa rumah pertama yang berlokasi di tunggak jati.Saya jual karena saat itu saya tidak mempunyai dana cadangan selama 6 bulan,Mempunyai hutang yang melebihi 50 pesen dari penghasilan mulai hutang kartu kredit,hutang ke toko bangunan karena renovasi rumah,hutang koperasi pabrik dan masik banyak lagi
Selain itu pada saat rumah sudah selesai di renovasi penghasilan bulanan pun tidak ada.Di karenakan saat itu saya mendapati pemutusan hubungan kerja di tempat saya bekerja.Akhirnya saya tidak bisa untuk mencicil rumah selama waktu phk tersebut.
Karena kalau suatu waktu kita di phk dari perusahaan kita bingung untuk melunasinya.
Persiapan DP Rumah
Umumnya ketika kita mengajukan kredit maka kita akan diminta DP (DownPayment) Tanda jadi 10 sampai 20 % dari harga rumah alangkah baiknya sebelum pengajuan kredit rumah, Anda harus persiapkan dulu DP sebesar harga KPR rumah yang kita inginkan
Karena apa ?
Karena menghindari akan terjadinya angsuran yang besar dan membuat keuangan kita yang tidak bagus.
Saat pengambilan rumah pertama Dp yang harus saya bayar mencapai 25 jt.Di tahun 2011 dan itupun saya mencicilnya ke pemasar.Selain angsuran kpr yang sudah berjalan (Harus Mengangsur) saya juga harus bayar cicilan dp rumah yg sebesar 25 juta selama 6 bulan harus lunas.
Di sisi lain kalau kita mengontrak. DP rumah tidak di perlukan,hanya perlu menyiapkan 1 bulan uang kontrak ke depan kira-kira 700 ribuan kalau kita ngontrak yang petakan atau rumah yang berada di perumahan.
Persiapan Dana Renovasi Pertama
Setelah proses bi checking dan wawancara berhasil dan sampai pada tahap akad kredit di situ kita merasa senang bahwa kita sudah mempunyai unit rumah untuk tinggal.
Padahal selain rasa gembira, ada juga rasa pusing di kepala di karenakan rumah yang sudah menjadi tanggung jawab kita untuk mulai mencicil rumah.saya harus memutar bagaimana caranya saya bisa menempati dengan segera ini rumah.
Karena rumah belum ada air dan wc yang ala kadarnya akhirnya saya mencari cara untuk mencari dana pembuatan sumur dan spiteng.Di butuhkan dana lagi 10 juta untuk pembuatan sumur itu.
Sementara kalau kita ngontrak kita tidak harus memikirkan dana renovasi karena kita sudah mengecek sebelum menmpati kontrakan tersebut apakah bagus airnya,WC dll
Untuk rumah yang kedua saya harus menyiapkan dana pembuatan spiteng dan sumur dengan total 10-15 Juta.pada tahun 2018
Hindari Hutang Konsumtif
Setelah menempati rumah yang kita cicil maka di usahakan untuk tidak membeli barang yang tidak di butuhkan biasanya kita selalu menginginkan barang yang kita inginkan untuk mengisi isi rumah mulai dari sofa,TV, lemari dll.
itu hal wajar tetapi di usahakan kalau mau membeli barang konsumtif jangan melebihi 50 persen dari hasil pendapatan bulanan kita.
Baru setahun berjalan menempati rumah dan mencicil rumah tersebut saya dan istri sudah mulai mengambil kendaraan.sehingga menjadi tambahan beban angsuran .Selain mencicil rumah kita juga harus mencicil kendaraan bermotor (beat)
Akhirnya hutang saya bisa melebihi 50 persen pendapatan bulanan saya.
Jangan Dulu di Renovasi Semua
Rumah kpr umumnya di bangun atas dasar murah dan efesien.Maka ketika kita menempati pertama kali banyak fisik bangunan yang memang tidak memuaskan.
Tetapi itu lebih baik di banding kita yang belum mempunyai tempat berteduh,Kuat kan dalam hati bahwa saya tidak akan merenovasi rumah ini sebelum rumah ini lunas atau mempunyai dana cash untuk di renovasi
Pengalaman saya pada saat itu, rumah yang baru setahun kita tinggal terkena banjir.Ketinggian air mencapai 1meter.kami terpaksa mengungsi ke rumah orang tua selama 3 hari.Karena kejadian itu kita berpikir untuk merenovasinya biar tidak terkena banjir.Selain banjir pada waktu itu kita melihat gagang pintu yang sudah rusak
Atas pengalaman banjir tersebut saya dan istri memaksakan untuk merenovasinya agar tidak terjadi banjir,bukan hanya merenovasi bagian yang rusak tetapi merenovasi dengan full seluruh bangunan (Merasa Punya uang cash banyak)
Padahal waktu itu saya tidak mempunyai banyak uang cash. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk renovasi rumah tersebut sebanyak 60 juta.setengah perjalanan renovasi kita terpaksa mencari dana agar rumah itu bisa kita tinggali mulai dari menggesek kartu kredit,menjual emas,hutang bahan bangunan ke toko material.
Sampai akhirnya rumah itu bisa di tempati dengan teduh tetapi hati saya tidak teduh karena banyak hutang di mana-mana karena hutang kita saat itu bisa mencapai 80 % income bulanan saya.